Menurut ahli Ilmu Faal Olahraga Klinis Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran Unpad, Deta Tanuwidjaja, tiga efek olahraga saat puasa Ramadhan yaitu ancaman hipoglikemia, ancaman dehidrasi, dan ambang laktat yang mudah tercapai.
Hipoglikemia adalah penurunan kadar gula darah dalam tubuh. Penurunan gula darah ini menyebabkan tubuh mudah lemas, gemetar, hingga berkeringat dingin.
Ancaman dehidrasi merupakan kondisi tubuh mulai kekurangan cairan.
“Kondisi dehidrasi masih bisa ditoleransi asalkan dipertahankan dibawah kebutuhan hidrasi, yaitu di bawah 3 persen dari total cairan tubuh, serta mendekati waktu hidrasi,” kata Deta dalam siaran persnya, Senin (27/4/2020).
Ambang laktat merupakan kondisi peredaran darah mulai jenuh sehingga otot tubuh akan menjadi lelah. Pada saat puasa, ambang laktat akan lebih mudah tercapai.
Waktu Olahraga yang Tepat Saat Ramadhan
Untuk mengantisipasi tiga efek tersebut, Deta menjelaskan, ada sejumlah waktu yang disarankan untuk berolahraga saat berpuasa.Waktu ideal adalah dekat dengan waktu loading (waktu tubuh mendapat asupan karbohidrat) serta waktu hidrasi.
"Yakni setelah subuh, sebelum magrib, serta antara setelah salat tarawih dan sebelum tidur," ujar Deta
Waktu subuh merupakan kondisi ketika tubuh sudah menerima asupan nutrisi dan hidrasi dari makan sahur.
Rasa haus yang timbul di waktu ini masih dapat dikompensasi oleh tubuh dengan adanya respons renin-angiotensin-aldosteron, yang mampu menahan air di dalam tubuh.
Waktu sebelum magrib merupakan kondisi ketika tubuh akan menerima asupan makanan dan hidrasi saat berbuka puasa.
Namun, lanjut Deta, berolahraga pada waktu ini memiliki risiko dehidrasi dan hipoglikemia apabila tidak terkontrol.
Jenis Olahraga
Deta menjelaskan, jenis olahraga kebugaran yang baik dilakukan di bulan puasa adalah jogging dan cardio calisthenic.Lakukan olahraga dengan intensitas ringan, yaitu minimal 20 menit per sesi. Namun, dilakukan dengan frekuensi rutin, yaitu antara 4 – 5 sesi per pekan.
Meski demikian, olahraga yang dilakukan juga tetap harus menaati kebijakan pembatasan fisik dan sosial yang diterapkan pemerintah saat ini.
Jika lingkungan sekitar cenderung ramai, hindari berolahraga di luar rumah. (PR)
Post a Comment
Post a Comment