Cara Menulis Artikel SEO di Blog Agar Banyak Pengunjung

Post a Comment
Artikel SEO Friendly adalah tulisan atau postingan yang ramah mesin pencari (seacrh engine) sehingga mudah ditambah, diindeks, dan mendapatkan peringkat atas di Google.

Bagaimana cara menulis artikel seo friendly? Tulisan ini memberikan panduannya.

artikel seo friendly

Menulis artikel SEO Friendly membutuhkan trik sekaligus kesabaran. Bukan hanya soal isi tulisan yang harus menarik, detail, mendalam, lengkap, serta unik dan asli, tapi juga harus dioptimalkan dengan beberapa hal dalam postingan.

Google selalu mengeluarkan algoritma terbarunya berkanaan dengan konten sebuah artikel. Artikel blog atau website dianggap berkualitas tidak hanya bagus di mata mesin pencari (search engine), tapi juga bagus untuk pembaca (human).

Jenis-Jenis Algoritma Google

Algoritma Google yang berkaitan dengan artikel SEO friendly adalah :

1. Panda

Google Panda dirilis tahun 2011 dengan tujuan menghukum blog dengan konten berkualitas rendah (low quality).

google panda

Konten berkualitas rendah adalah tulisan atau postingan yang sedikit, terlalu singkat, di bawah 300 kata, tidak lengkap.

Artikel berkualitas rendah juga adalah tulisan 100% hasil copy paste atau perubahannya di bawah 60%. Karenanya, hindari copas. Lebih baik membaca tulisan orang lain hanya untuk inspirasi saja, lalu menulis sendiri dengan kata-kata sendiri.

2. Penguin

Setelah Google Panda, Google mengluarkan algoritma baru dengan tugas melakukan identifikasi dan menghukum blog yang melakukan kesalahan dalam penerapan SEO, seperti praktik seo yang berlebihan.

Algoritma ini dirilis setahun setelah Panda, lebih tepatnya pada tahun 2012 dengan nama Google Penguin.

Algoritma Google Penguin

Google Penguin memakan korban blog atau situs yang berlebihan dalam mengulang kata kunci (keyword stuffing)

Praktik "seo topi hitam" (Black-Hat SEO) yaitu pengoptimalan yang tidak sesuai denga Panduan SEO Google juga kena "gergaji" alias dihukum Google Penguin.

Penguin membidik situs-situs web yang memanipulasi tautan (link) yang bertujuan memperoleh kunjungan (trafik) yang banyak. Penguin juga menghukum website yang mengandung link yang tidak relevan.

3.  Hummingbird

Setelah merilis Panda dan Penguin, Google mengumumkan algoritma Hummingbird tanggal 22 Agustus 2013.

Fokus utama Hummingbird memperkuat algoritma Panda dan Penguin, yaitu mengenai keyword stuffing dan konten-konten yang berkualitas rendah.

Hummingbird membantu Google untuk menginterpretasikan kueri penelusuran yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Selain itu, juga bisa memberikan hasil yang lebih cocok dengan maksud dari penelusur (Anda sebagai pengguna mesin telusur Google).

4. Pigeon

Dirilis pada tanggal 24 Juli 2014, fokus utamanya yaitu pada kualitas on-page dan off-page yang kurang teroptimasi (SEO).

Pigeon berfungsi untuk memengaruhi penelusuran di mana lokasi pengguna saat memainkan bagian besar dan penting. Pembaruan ini membuat hubungan yang lebih erat antara algoritma lokal dan algoritme utama. Jadi, faktor SEO tradisional sekarang ini digunakan untuk memberikan peringkat hasil secara lokal.

5. Mobilegeddon

Dirilis pada tanggal 21 April 2015, algoritma mobile fokus pada akesbilitas website atau page pada perangkat mobile dan tidak adanya versi mobile. Blog ramah seluler (mobile-friendy, responsive) akan mendapatkan peringkat baik di Google.

Mobilegeddon memastikan halaan web yang ramah seluler atau mobile friendly berperingkat di posisi atas dalam hasil penelusuran dari perangkat seluler.

6. RankBrain

Dirilis pada tanggal 26 Oktober 2015, fokus utama algoritma Google yang satu ini yaitu mengenai kekurangan fitur pendukung query yang spesifik, konten yang sedikit dan user experience (UX) yang buruk.

Algoritma Google RankBrain merupakan bagian dari algoritma Hummingbird dan mempertegas Mobilegeddon.

7. Possum

Dirilis pada tanggal 1 September 2016, fokus utamanya yaitu pada penempatan kompetisi yang sesuai dengan lokasi lebih spesifik yang ditargetkan.

Possum membuat hasil penelusuran lokal bervariasi lebih banyak tergantung pada lokasi si penelusur. Jika misalnya semakin dekat Anda dengan alamat bisnis, maka kemungkinan besar Anda melihatnya di antara hasil lokal yang tampil pada Google.

Possum juga menghasilkan variasi yang lebih banyak di antara hasil peringkat untuk pertanyaan yang sangat mirip.

Jadi, Anda sekarang bisa mendapatkan hasil yang relevan dari pencarian seperti “rumah sakit jantung” dan hasilnya akan menampilkan “rumah sakit jantung Jakarta” atau bahkan “rumah sakit jantung Jakarta Pusat”.

8. Fred

Algoritma Fred dirilis Google tanggal 8 Maret 2017. Fokus utama Fred yaitu mengenai sedikitnya konten, dan affiliate yang terlalu banyak atau terlalu terpusat pada iklan.

Fred menargetkan situs yang melanggar pedoman pada Webmaster dari Google. Sebagian besar situs yang terkena dampaknya yaitu blog dengan postingan berkualitas rendah yang tampaknya sebagian besar dibuat hanya untuk tujuan menghasilkan pendapatan dari iklan.

Lalu, bagaimana menyiasati berbagai algoritma Google tersebut? Bagaimana menulis artikel seo dan berkualitas?

Cara Menulis Artikel SEO di Blog

Mengacu pada Panduan Google tentang konten berkualitas, berikut ini Cara Menulis Artikel SEO di Blog.

1. Artikel harus bermanfaat bagi pembaca

Menurut Google, artikel blog harus mengutamakan pengamalan pengguna (user experience).

User experience artinya berhubungan dengan pengalaman pengguna atau pembaca artikel dari sebuah halaman website/blog.

Bagi google, user experience ini menjadi salah satu faktor paling penting dalam menentukan ranking halaman website/blog, karena hal ini bersifat alami dilakukan oleh pembaca dan tidak bisa dimanipulasi oleh pemilik website.

User experience merupakan aktivitas dan respon user/pembaca ketika sedang menjelajahi sebuah website/blog. Seberapa lama mereka membaca, bagaimana respon terhadap artikel yang dibaca, berapa halaman yang dibuka, bagian web mana saja yang diklik, dan lain-lain.

Google menganggap semakin lama user berada di suatu halaman website, maka semakin tinggi nilai kwalitasnya. Hal ini dibahas oleh seorang pakar SEO yang bernama John Limbocker yang diulas disini di salam website Blackhatword.

User experince dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya:
  • Desain Website. Tampilan blog harus tampak yang profesional
  • Desain yang responsive - mobile-friendly.
  • Blog tampil cepat (fast loading)
  • Navigasi yang mudah - menu, breadcrumbs, label widget, recent post, popular post.
  • Ukuran dan jenis font yang mudah dibaca
  • Mengurangi kesalahan ejaan atau salah ketik (typo) dalam menulis artikel

2. Penempatan kata kunci yang tepat

Gunakan kata kunci (keywords) di judul artikel, awal tulisan, di tengah tulisan, di bagian akhur artikel, maksimal 3% dari total jumlah kata yang ditulis.

Judul merupakan wajah dari suatu artikel dan menjadi komponen yang sangat penting. Google pada saat melakukan crawl, elemen yang pertama ditemukan google adalah judul atau title.

Kata kunci utama di judul artikel dan di bagian awal agar mempermudah Google untuk menentukan tema dari artikel tersebut. Jangan sampai google salah menentukan tema karena judul yang kurang jelas.

Penempatan keyword atau kata kunci pada sebuah title paling baik ditempatkan di awal, semakin ke kiri semakin bagus. Namun hal ini harus disesuaikan sebaik mungkin, jangan sampai memaksakan menempatkan kata kunci di depan, sehingga judul menjadi tidak enak dibaca atau kaku, atau bahkan sulit dimengerti.

3. Tulis artikel yang panjang, detail, mendalam

Semakin panjang sebuah artikel maka akan semakin bagus peringkatnya di mesin pencari Google. Bahkan analisa yang dilakukan oleh Backlinko.com terhadap 1 juta pencarian di Google, untuk website yang muncul di halaman pertama rata-rata memuat artikel dengan jumlah 1.890 kata.

Ini menunjukan bahwa panjang artikel sangat mempengaruhi SERP (search engine result page) di Google.

Namun, tidak cukup hanya menulis artikel yang panjang, artikel tersebut juga harus membahas topik secara mendalam atau komprehensif, lengkap, dan menyeluruh (In Depth Content)

4. Gunakan Internal Linking

Internal linking merupakan link antar halaman dalam satu blog/website. Dengan adanya internal linking ini, pembaca disuguhkan informasi yang lengkap, sehingga pengunjung akan berlama-lama berada di website kita, dan ini merupakan elemen yang mendukung bagusnya faktor user expreince.

Internal Linking

Contoh internal linking adalah artikel-artikel yang ada di Wikipedia. Banyak sekali internal link yang menautkan anchor teks dengan artikel terkait.

Internal linking ini juga sangat bagus untuk memperkuat antar halaman di dalam blog kita. Dalam istilah SEO disebut dengan Linkjuice.

Artinya jika salah satu halaman yang mengandung internal linking mendapatkan sebuah backlink, 85% power backling tersebut akan terbagi dan mengalir halaman lain yang di link-nya.

5. External Linking ke Authority Site yang relevan

Memberikan link ke webiste luar yang terkenal, bagus, dan terpercaya (authority site) yang relevan dengan artikel yang kita post, akan memberikan efek bagus di mata google, karena website kita mereferensikan website-website yang dipercaya.

Selain itu juga dengan adanya eksternal link ini, membantu pembaca untuk menemukan referensi atau sumber informasi yang akurat.

Gunakan atribut dofollow pada saat melakukan external linking ke authority site, dengan syarat temanya harus betul-betul relevan. Jika tidak relevan jangan sekali-kali gunakan atribut dofollow, karena google akan menganggap kita melakukan black hat.

Sebaliknya gunakan atribut nofollow pada saat melakukan external link ke website yang biasa-biasa saja (bukan authority site), apalagi linknya ke website jualan.

6. Masukkan Latent Semantic Indexing (LSI) Keywords

Latent Semantic Indexing (LSI) adalah kata-kata yang sinonim dengan kata kunci utama. Misalnya, artikle seo friendly sinomim dengan posting seo friendly, konten seo berkualitas, postingan ramah mesin pencari, tulisan mudah terindeks Google, tulisan yang baik, dll.

Contoh lain, jika kata kunci utama "baju koko”, maka untuk mengganti kata kunci utama, kita bisa menyisipkan kata-kata yang berhubungan dengan baju koko, seperti busana muslim, baju gamis, jilbab, hijab, muslim fashion, dan kata kata lain yang masih relevan ke dalam artikel.

Latent Semantic Indexing

7. Gunakan Heading Tags

Heading tags yaitu elemen H1, H2, H3, hingga H6 dalam postingan. Elemen ini berfungsi untuk memberi tanda bagian-bagian paling pentinf di dalam halaman sebuah website.

Elemen H1biasanya untuk judul (Heading) dan elemen H2 atau H3 untuk subjudul (Subheading).

8. Optimalkan gambar

Isi Attribut Alt di Image (Gambar). Penggunaan gambar atau image dalam sebuah artikel sangat penting, hal ini digunakan untuk mendukung penjelasan dari artikel tersebut.

Nama file gambar juga berpengaruh terhadap SEO. Google tidak bisa membaca dan menerjemahkan file gambar. Yang dibaca oleh Google dari file gambar tersebut adalah atribut “alt” dan nama filenya.

Atribut ini bertugas menjelaskan arti dari file gambar tersebut kepada robot Google yang melakukan crawling.

Isi attribut alt ini diisi dengan kata kunci atau keyword utama. Namun, perlu diperhatikan jika kita menggunakan lebih dari 1 file gambar, jangan setiap atribut alt diisi keyword utama, tapi utuk file yang kedua dan seterusnya lebih baik menggunakan variasi keyword dan LSI, agar tidak dianggap sebagai keyword stuffing.

9. Lengkapi artikel dengan gambar dan video.

Gunakan media ke dalam Artikel (Video, Images, Infographics, Map, Chart, dll). Gambar, video, tabel, chart, infographics, map dan lain-lain yang bisa memperkaya dan menambah informatif sebuah tulisan sebaiknya dimasukan ke dalam artikel.

Hal ini akan berpengaruh terhadap kepuasan pembaca, pada saat kita menyajikan informasi yan dibutuhkannya.

Semakin lengkap informasi yang kita sajikan, maka Google akan mendeteksi bahwa artikel tersebut merupakan artikel yang berkualitas.*

Related Posts

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *