Akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Supriyati, menyatakan khawatir bila masyarakat tetap mudik pada lebaran tahun ini maka akan memicu terjadinya gelombang kedua penularan Covid-19 di Indonesia.
Karena itu, ia mendorong pemerintah memberlakukan larangan mudik.
"Sebenarnya larangan mudik itu harusnya tetap diberlakukan. Kita khawatir kalau dibebaskan nanti setelah Lebaran atau setelah mudik terjadi second wave," kata anggota Tim Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM itu dalam webinar tentang Covid-19 melalui kanal YouTube di Jakarta, Kamis (17/4/2020).
Dilansir Republika, Supriyati mengingatkan, kegiatan masyarakat kota yang mudik dengan waktu perjalanan yang lama sangat berpotensi terjadi kasus penularan Covid-19.
"Orang tanpa gejala (OTG), yaitu orang yang sebenarnya telah terinfeksi Covid-19 namun tidak mengalami sakit atau gejala apa pun, sangat mudah menularkan ke orang lain," ucapnya.
Mudik dikhawatirkan mengakibatkan Covid-19 berpindah dari daerah yang telah terjangkit (zona merah) ke daerah yang masih aman dari penyebaran virus tersebut (zona hijau).
Nah, wahai kaum urban, warga kota, jangan mudik ya! Istilah ekstremnya: mudik atau nyawa. Aduh, jangan sampai deh! #StayAtHome #DiRumahSaja #NgajedogDiImah !!!
Gambar di atas adalah kreasi @hariprast di akun Twitternya yang turut kampanye tidak mudik. Bagus ya?
Kalau sayang, jangan pulang.— Hariprast (@hariprast) April 14, 2020
Lebih baik tidak pulkam. pic.twitter.com/D2f09DhZwl
Post a Comment
Post a Comment