Staf Khusus (Staf Khusus) Presiden Jokowi dari kalangan milenial --dikenal dengan Stafsus Milenial-- dinilai tidak berguna alias "unfaedah".
Banyak kalangan meminta stafsus milenial dibubarkan saja karena kinerjanya "Gaje" (Gak Jelas). Apalagi sejauh ini beberapa di antaranya berulah dan menuai kontroversi.
Pernyataan ini disampaikan Yaqut menyusul mundurnya dua stafsus Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda.
"Bubarkan saja stafsus milenial ini. Tidak berfaedah," kata pria yang kerap disapa Gus Yaqut ini melalui pesan singkat, Jumat (24/4/2020).
"Bubarkan saja stafsus milenial ini. Tidak berfaedah," kata pria yang kerap disapa Gus Yaqut ini melalui pesan singkat, Jumat (24/4/2020).
Hal senada dikemukakan Anggota DPR-RI Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade. Ia juga menyarankan staf khusus milenial dibubarkan. Anggarannya dimanfaatkan untuk penanganan Covid-19.
Hal itu menyusul dugaan konflik kepentingan dalam kasus surat berkop Sekretariat Kabinet yang melibatkan Stafsus Jokowi, Andi Taufan Garuda. Kemudian, penunjukan Ruang Guru sebagai mitra program Kartu Prakerja yang membuat Stafsus Jokowi, Belva Devara, mengundurkan diri dari jabatannya.
"Alangkah tepatnya saran kepada Presiden stafsus milenial ini dibubarkan saja lalu gaji gaji mereka, anggaran yang dipersiapkan untuk staf khusus milenial ini digeser dan dipakai untuk penanganan Covid-19," kata Andre, Rabu (22/4/2020).
Pengamat komunikasi politik, Ari Junaedi, menilai langkah mundur CEO Ruangguru, Adamas Belva Devara, seharusnya diikuti oleh semua staf khusus milenial . Ia menilai peran para staf khusus milenial ini tak terlalu dirasakan oleh publik.
Stafsus milenial justru kerap memunculkan polemik dan malah menjadi beban presiden.
"Demi menjaga marwah istana dan public trust, sebaiknya seluruh staf khusus milenial mengundurkan diri saja atau Presiden Jokowi membubarkan saja staf khusus milenial yang odong-odong ini,” ujar Ari kepada Tempo pada Rabu, 22 April 2020.
Kehadiran stafsus milineal ini sejak awal memang menuai polemik. Tujuh orang berusia di bawah 40 tahun ini dianggap tak lebih dari etalase politik untuk menunjukkan bahwa Jokowi merupakan presiden milenial.*
Post a Comment
Post a Comment